Kamu pelaku usaha tetapi bingung bagaimana cara membuat keuangan sederhana usaha kamu? tenang, kamu ga sendirian! Menurut salah satu portal berita online “Masih banyak pelaku UMKM yang belum menyadari pentingnya pencatatan keuangan dan pembukuan yang rapi. Padahal, dengan adanya pembukuan pelaku usaha bisa mengetahui sehat atau tidaknya usaha mereka.
Bahkan, di era digital saat ini sebagian besar pelaku UMKM masih “buta” akuntansi. Akibatnya, wajar jika banyak di antara mereka tidak memiliki pembukuan pada bisnisnya yang berpotensi makin membesar.” sumber : http://batam.tribunnews.com/2018/08/30/masih-banyak-pelaku-umkm-belum-melek-akuntansi-ini-pemicunya
Ya, padahal sebagai pelaku usaha dengan membuat laporan keuangan usaha kamu akan mengetahui bagaimana keadaan usaha yang sedang kamu jalankan. Baik itu laporan neraca, labar rugi, arus kas atau lain sebagainya. Jangan khwatir accurateaccounting.id akan memberikan contoh laporan keuangan usaha yang sederhana untuk pelaku UKM.
Contoh Laporan Keuangan Usaha
Pertama-tama, yang perlu kamu lakukan adalah membuat transaksi penjualan dan transaksi pembelian. Dalam pembuatan ini, buku catatan yang dilibatkan adalah buku catatan pembelian, kas, persediaan barang, dan utang. Pertama-tama kamu harus menghitung neracanya dulu. Penghitungan neraca didapat dengan menghitung jumlah modal dan utang.
Contoh Soal:
Pak Andi telah mendirikan bisnis kue nastarnya sejak satu tahun yang lalu dengan modal sebesar Rp. 5.000.000. Dari bisnisnya tersebut, jumlah keuntungannya terus bertambah hingga ia berhasil memegang uang tunai sebesar Rp. 3.000.000 saat ini. Di gudang terdapat persediaan barang sebesar Rp. 4.000.000. dalam melakukan kegiatan operasionalnya, Pak Andi juga utang ke supplier sebanyak Rp. 2.000.000. Pada tanggal 1 Desember, Pak Andi melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggannya dan berhasil mengirim kue nastarnya sejumlah Rp. 1.000.000. lalu 3 hari setelahnya, pelanggannya yang ada di Lombok ingin memesannya juga sehingga transaksi yang terjadi sebesar Rp. 1.500.000.
Seperti yang telah disebutkan bahwa langkah awal adalah dengan membuat neracanya.
Neraca
Aktiva | Saldo | Passiva | Saldo |
Uang Tunai | Rp. 3.000.000 | Utang | Rp. 2.000.000 |
Persediaan Barang | Rp. 4.000.000 | Modal | Rp. 5.000.000 |
Saldo Keseluruhan | Rp. 7.000.000 | Saldo Keseluruhan | Rp. 7.000.000 |
Satu hal yang perlu diingat dalam pembuatan neraca adalah harus seimbang antara jumlah aktiva dan passivanya. Contoh neraca dia atas adalah neraca yang benar karena jumlah total keseluruhan antara kolom yang kiri sama dengan yang kanan. Setelah selesai, kini saatnya kamu menyusun perubahan. Adanya transaksi penjualan yang dilakukan Pak Andi akan mempengaruhi laporan pada buku kas dan buku penjualan. Berikut cara menyusun laporan keuangannya.
Buku Kas
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo |
30 November | Saldo kas awal | Rp. 3.000.000 | Rp. 3.000.000 | |
1 Desember | Penjualan Tunai | Rp. 1.000.000 | Rp. 4.000.000 | |
4 Desember | Penjualan Tunai | Rp. 1.500.000 | Rp. 5.500.000 |
Buku Penjualan
Selain buku kas, Adana transaksi penjualan tersebut tentu saja juga harus dicatat ke dalam Buku Penjualan. Berikut rinciannya.
Tanggal | Keterangan | Jumlah |
1 Desember | Omset | Rp. 1.000.000 |
4 Desember | Penjualan Tunai | Rp. 1.500.000 |
Dalam prakteknya, sebuah bisnis tak hanya menerima pendapatan sebagai hasil dari penjualan barangnya. Untuk bisa menghasilkan produk tersebut, sebuah perusahaan perlu mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang disebut dengan biaya operasionalnya. Maka dari itu, laporan keuangan juga tak hanya seputar pendapatan tapi juga pengeluaran. Berikut lanjutan contoh soal mengenai pengeluaran bisnis Pak Andi.
Pada prakteknya, Pak Andi mengeluarkan biaya seperti membayar tagihan listrik sebesar Rp. 700.000 pada tanggal 6 Desember. Selain itu, untuk mendukung kegiatan promosinya beliau juga harus membayar tagihan internet sebesar Rp. 500.000 di hari yang sama. Pak Andi juga harus mengantarkan kue-kuenya ke para konsumennya sehingga ia pun menghabiskan uang Transport sebesar Rp. 100.000 seminggu setelahnya. maka berikut penghitungan pada laporan keuangannya. Perlu kamu ketahui bahwa aktivitas pengeluaran ini akan mempengaruhi buku kas dan buku biaya.
Buku Kas
Di buku kas, kamu harus mencatat semuanya, bukan hanya biaya tapi juga saldo awal serta hasil penjualan tunai yang diterima. Sehingga penulisannya sebagai berikut.
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo |
30 November | Saldo Kas Awal | Rp. 3.000.000 | Rp. 3.000.000 | |
1 Desember | Penjualan Tunai | Rp. 1.000.000 | Rp. 4.000.000 | |
4 Desember | Penjualan Tunai | Rp. 1.500.000 | Rp. 5.500.000 | |
6 Desember | Tagihan Listrik | Rp. 700.000 | Rp. 4.800.000 | |
6 Desember | Tagihan Internet | Rp. 500.000 | Rp. 4.300.000 | |
13 Desember | Biaya Transport | Rp. 100.000 | Rp. 4.200.000 |
Buku Biaya
Berbeda dengan buku kas, di buku biaya ini kamu hanya memasukkan sejumlah biaya yang diperlukan untuk kegiatan operasional, tanpa harus menuli saldo serta penjualan tunai. Jadi, lebih sederhana dibanding buku kas.
Tanggal | Keterangan | Jumlah |
6 Desember | Tagihan Listrik | Rp. 700.000 |
6 Desember | Tagihan Internet | Rp. 500.000 |
13 Desember | Transport Antar Barang | Rp. 100.000 |
Bagaimana, membuat laporan keuangan usaha tidak sesulit yang kamu bayangkan, bukan? Dengan mengetahui prinsip dasar membuat laporan keuangan usaha yang sederhana di atas, kamu dapat lebih mudah memahami kondisi keuangan usaha kamu. Jadi, apakah kamu sudah siap membuat laporan keuangan usaha kamu? Selamat mencoba!