Pertarungan transportasi online akan memasuki babak baru. Kini, pertarungan hanya menyisahkan dua layanan transportasi saja di Indonesia. Hal ini, setelah Uber mengumumkan akan menjual seluruh unit operasinya yang ada di Asia Tenggara kepada Grab.
Dalam perjanjian, Uber akan mendapatkan jatah saham 27,5 % dari dalam unit bisnis gabungan bersama Grab. Proses akuisisi ini akan diumumkan secara resmi oleh kedua perusahaan di Singapura, Senin (26/03) pagi.
Setelah sekian lama, Uber mengalami kerugian yang cukup besar di Asia Tenggara membuat Uber lebih memilih untuk merger bersama Grab. Upaya Uber ini dilakukan untuk tetap bisa mempertahankan lini bisnisnya di Asia Tenggara. Uber memang perusahaan yang cukup besar di Amerika Utara, namun Uber tidak bisa melakukannya di kawasan regional bisnisnya salah satunya di Asia Tenggara.
Uber juga pernah hengkang dari China dengan menjual bisnisnya ke kompetitor disana, Didi Chuxing. Dengan menjual ke kompetitor, Uber akhirnya mendapatkan saham sebesar 17,5 % dari Didi Chuxing. Hal serupa juga pernah dilakukan Uber, di pasar Rusia.
“Akuisisi hari ini menandai dimulainya era baru. Bisnis gabungan adalah pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan ini (Asia Tenggara),” terang CEO Grab, Anthony Tan seperti dikutip dari Bloomberg.com.
Perjalanan Grab di Asia Tenggara
Grab memang sudah cukup lama bermain di pasar Asia Tenggara. Terlebih, juragan Grab merupakan orang Asia Tenggara berkewarganegaraan Malaysia. Saat ini, Grab memiliki bisnis yang cukup kuat di Asia Tenggara. Layanan Grab, tidak hanya memiliki layanan ojek dan taksi online saja. Namun di kota-kota lain di Asia Tenggara Grab juga menyediakan layanan penyewaan mobil pribadi, motor, taksi, dan carpooling di lebih dari 100 kota di Asia Tenggara.
Grab pun sempat mengklaim telah menguasai 95 % pangsa pasar Asia Tenggara untul layanan pihak ketiga penyewaan taksi, dan 71 persen untuk kendaraan pribadi. Seperti yang dikutip dari Liputan6.com.
Bahkan Grab sudah mengklaim bahwa mereka memiliki 2,5 juta perjalanan dalam satu hari untuk pasar Asia Tenggara. Tentunya angka tersebut menjadi angka yang cukup fantastis bagi sebuah layanan transportasi online.
Perkembangan Grab di Asia Tenggara tidak hanya fokus pada layanana transportasi saja. Grab pun akan fokus ke layanan financial yang akan dinamakan dengan Grab Financial. Layanan ini meliputi, pembayaran mobile, micro-financing, asuransi, dan layanan keuangannya lainnya yang akan menyasar konsumen yang terbatas dalam mengakses layanan perbankan, micro-entrepreneur, dan usaha modal kecil di kawasan Asia Tenggara.
Masa Peralihan
Saat ini, lini bisnis Uber sedang mengalami masa peralihan. Pada sisi teknis, semua aset dan aspek operasional Uber yang ada di Asia Tenggara akan dialihkan ke Grab. Dalam waktu dekat ini pun, Grab dan Uber akan melakukan migrasi para pengemudi Uber menjadi pengemudi Grab. Tidak hanya itu, para rekanan hingga merchant pun akan dari aplikasi Uber ke Grab.
Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Aplikasi Uber masih akan bisa digunakan hingga dua minggu kedepan. Untuk layanan UberEats (pengantaran makanan) akan bisa digunakan hingga bulan Mei 2018.
Di Indonesia, Uber telah bekerjasama dengan Tokopedia dan BBM, serta sedang melakukan pengembangan pengantaran barang yang dikenal dengan UberDelivery.
Belum diketahui bagaimana nasib para pegawai Uber yang ada di kawasan Asia Tenggara. Apakah akan dipindahkan ke Grab atau dilepaskan. Tetapi menurut rilis pada website Uber, sekitar 500 pegawai Uber yang ada di Asia Tenggara akan dipindahkan ke Grab.