Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang mampu hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini menghasilkan bobot tubuh yang baik, karena tingkat perbandingan antara jumlah pakan ikan yang digunakan dengan produksi daging yang dihasilkan setara. Oleh karena itu, budi daya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif. Usaha budi daya ikan lele memiliki dua segmen, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan yang bertujuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.
Budi Daya Ikan Lele Segmen Pembenihan
Pembenihan merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ikan yang betujuan untuk menghasilkan benih dengan ukuran tertentu. Benih yang diperoleh, dapat dipelihara lebih lanjut pada tahap pembesaran ataupun langsung dipasarkan.
Satuan produksi pembenihan ikan adalah jumlah bibit (perekor), sedangkan untuk ukuran benih ikan lele dinyatakan dalam satuan panjang (cm). Ukuran benih lele yang dihasilkan dalam segmentasi pembenihan untuk ditebar dan dipelihara di kolam pembesaran umumnya berukuran 5-7 cm , 7-9 cm atau 9-12cm.
Bisnis/usaha pembenihan ikan lele terbagi menjadi 3 macam, yaitu terdiri atas pembenihan secara alami (tradisional), semi intensif (induce spawning) dan intensif (induce breeding). Ragam kegiatan usaha pembenihan meliputi pemeliharaan induk, persiapan kolam pemijahan, tehnik pemijahan induk lele, penetasan telur, pemeliharaan larva serta pendederan benih.
Keuntungan usaha pembenihan lele adalah, kegiatan ini dapat dilakukan di lahan yang terbatas, yaitu dengan menggunakan kolam atau wadah yang terbuat dari bahan yang sederhana, misalnya saja seperti kolam terpal plastik, dsb. Sedangkan untuk pemijahan ikan lele dapat dilakukan di bak fiberglass dan kolam tembok.
Kegiatan usaha pembenihan memiliki keuntungan waktu perputaran modal lebih cepat bila dibandingkan dengan usaha pembesaran. Biaya operasional dan investasi yang diperlukan dalam kegiatan pembenihan lebih murah/kecil dibandingkan dengan biaya untuk pembesaran ikan lele. Namun dalam usaha ini diperlukan ketekunan, kejelian serta ketrampilan dibandingkan pada usaha pembesaran lele.
Budi Daya Ikan Lele Segmen Pembesaran
Berikut tahap-tahap budi daya ikan lele segmen pembesaran:
-
Penyiapan Kolam Budi Daya Ikan Lele
Ada beberapa tipe kolam yang digunakan untuk tempat budi daya ikan lele. Untuk memutuskan kolam yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada. Tipe-tipe kolam yang umum digunakan, di antaranya adalah: kolam terpal, kolam tanah, kolam semen, jaring apung dan keramba. Di antara tipe-tipe kolam tersebut, yang paling mudah dan aman digunakan adalah kolam terpal, karena bukan hanya memudahkan, jika tidak memiliki kolam, tetapi juga membuat ikan lele terhindar dari pemangsa ikan.
Selain itu, kolam terpal memiliki kelebihan, sebagai berikut:
- Lebih hemat daripada kolam semen.
- Lebih mudah mengatur volume dan ketinggian air.
- Bebas dari kontaminasi tanah, ikan lebih bersih.
- Mudah membuatnya.
-
Pemilihan Benih Ikan Lele
Tingkat kesuksesan budi daya ikan lele, bergantung dengan benih yang ditebar. Syarat benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Benih yang sehat ciri-cirinya adalah gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika gerakan renangnya baik, ikan tersebut bisa menantang arah arus air dan tetap bertahan. Ukuran benihnya biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang secara bersamaan. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan sekitar 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
Cara menebar benih: Sebelum benih ditebar, sesuaikan iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih menggunakan wadah (ember/jeriken) ke dalam kolam. Tunggu selama 15 menit, agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Setelah itu, miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor ikan lele per meter persegi. Sebaiknya, tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas, karena semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang sesuai.
-
Pakan untuk Budi Daya Ikan Lele
Pakan merupakan unsur biaya terbesar dalam budi daya ikan lele. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) yang lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Agar hasil yang maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang.
Pemberian pakan utama ikan lele harus mengandung banyak protein hewani, karena ikan lele merupakan ikan karnivora. Secara umum ikan lele membutuhkan kandungan nutrisi protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual di pasaran kebanyakan sudah dilengkapi dengan kandungan nutrisi.
Setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya, diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, jumlah persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Selain pemberian pakan utama, ada juga pemberian pakan tambahan. Apabila kolam dekat dengan pelelangan ikan, bisa diberi pakan dengan ikan rucah segar. Ikan rucah yaitu ikan hasil tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Selain itu, bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam dapat diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya dapat dilakukan dengan perebusan. Setelah itu, pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
-
Pengelolaan Air
Hal penting lain yang harus diperhatikan dalam budi daya ikan lele yaitu pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kualitas dan kuantitas air harus dijaga. Apabila tercium bau busuk dalam kolam, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air bergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Jika dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang paling umum dalam budi daya ikan lele adalah hama predator, seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung, ada juga hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya dari serangan hama yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit pada budi daya ikan lele bisa saja datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Antara lain adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Agar penyakit infeksi tidak timbul, pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain itu, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.
-
Panen Budi Daya Ikan Lele
Setelah mencapai ukuran 9-12 ekor, ikan lele baru bisa dipanen. Ukuran tersebut bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Lain halnya dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.
Sebaiknya ikan lele satu hari (24 jam) sebelum panen tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat dipanen, lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Harga berdampak juga dengan pemisahan ukuran. Pendapatan peternak akan meningkat, apabila ikan lele disortasi berdasarkan ukuran.
Setiap dalam usaha, tentu pengusaha ingin mendapatkan omset yang melimpah, maka setelah kita mengetahui usaha budi daya ikan lele, kita akan membahas tentang tips memulai bisnisnya.
Tips Memulai Budi Daya Ikan Lele yang Menguntungkan
Untuk mendapatkan omset yang melimpah, pengusaha harus memiliki tips dan triknya terlebih dahulu, di antaranya adalah:
1. Pilihlah Bibit Unggul
Diharuskan memilih bibit lele unggul yang lebih sulit terserang penyakit, sehat, dan lebih besar. Bibit ikan lele yang unggul memiliki ciri-ciri lebih gesit dan agresif saat pemberian makan, ukuran lele terlihat sama, warna sedikit lebih terang, dan sebagainya.
2. Pisahkan Lele Ukuran Besar & Kecil
Pisahkan lele yang berukuran besar dengan lele yang berukuran kecil, karena ikan lele merupakan jenis ikan kanibal atau suka memakan sesama jenis. Jadi untung menghindari risiko kematian pada lele.
3. Perhatikan Proses Penebaran Bibit
Kesalahan paling fatal yang dilakukan oleh peternak lele pemula adalah menebar bibit lele langsung ke dalam kolam secara berbarengan. Hal ini tentu dapat membuat bibit lele stres, sehingga menyebabkan kematian. Jadi gunakanlah ember, dan masukkan sebagian ember yang berisi bibit lele ke dalam kolam. Kemudian diamkan kurang lebih 30 menit agar bibit lele mampu keluar dengan sendirinya ke dalam kolam. Dalam penebaran benih, akan lebih baik jika dilakukan di pagi atau malam hari, karena waktu tersebut ikan lele cenderung lebih tenang.
-
Sortir Ikan Lele
Setelah ikan lele berumur kurang lebih 20 hari, lakukanlah penyortiran dengan menggunakan bak untuk memisahkan lele berukuran besar dan kecil. Hal ini dilakukan untuk menghindari ikan lele berukuran kecil dari kekurangan makanan karena kalah cepat dengan lele berukuran besar. Jika tidak dipisahkan, ikan lele ukuran kecil akan lambat dalam pertumbuhannya,serta dapat mengurangi risiko ikan lele besar memangsa ikan lele kecil.
-
Atur Kualitas Air Kolam
Warna air kolam yang baik untuk ikan lele adalah hijau. Karena lele dapat bertahan hidup di air berlumpur, di mana warna hijau berarti banyak lumut di sekitar kolam. Air dalam kolam ikan lele akan berubah menjadi merah ketika sudah dewasa dan siap panen. Walaupun ikan lele tidak suka hidup di air jernih, jangan memasukkan sembarang air ke dalam kolam, karena tidak diketahui, apakah air tersebut mengandung bakteri atau parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan lele.
-
Perhaikan Kedalaman Kolam
Air pada kolam akan berkurang karena proses penguapan, sehingga harus rutin menambahkan air kolam ke posisi normal. Tingkat kolam lele di bulan pertama yaitu 20 cm, bulan kedua 40 cm, dan bulan ketiga 80 cm. Usahakan air kolam lele tidak terlalu dangkal, karena hanya akan membuat konsisi air dan membuat lele menjadi panas sehingga menyebabkan kematian pada lele. Bisa juga menambahkan tanaman air seperti eceng gondok atau talas ke dalam kolam. Dengan demikian, kolam akan menjadi teduh dan dapat menyerap racun dalam kolam.
-
Perhatikan Pakan Lele
Biasanya, ikan lele harus diberikan makan tiga kali sehari yaitu pulul 7 pagi, 5 sore, dan 10 malam. Jika ditemukan ikan lele aktif dan mendorongkan kepalanya, bisa berikan waktu makan tambahan. Dalam proses pakan budi daya lele, gunakan pakan jenis sentrat 781-1 yang didalamnya mengandung nutrisi yang dibutuhkan lele, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Dalam pemberian pakan, tidak boleh melakukannya secara berlebih, karena hanya dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat pakan yang mengendap dan tidak termakan oleh lele.
-
Pencegahan Hama & Penyakit
Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang memengaruhi jumlah produksi menurun sehingga mempersulit keberhasilan budidaya lele. Untuk pencegahan hama, dapat menggunakan penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke dalam kolam. Untuk menghindari penyakit, berikan obat-obatan yang tersedia di toko perikanan.
-
Proses Panen
Ikan lele biasanya sudah dapat dipanen setelah 3 bulan waktu bibit lele disebar. Pemanenan lele dapat dapat dilakukan dengan menyortir ikan yang layak dikonsumsi atau telah memiliki ukuran 4-7 ekor per kg, atau sesuai dengan keinginan pembeli.
-
Pasca Produksi
Sebelum menebar bibit baru, sebaiknya bersihkan kolam untuk mengurangi kotoran atau sisa makanan ikan lele sebelumnya. Dengan membersihkan kolam, bisa diketahui apakah masih ada ikan lele yang tertinggal, karena jika masih ada ikan di dalam kolam dan bibit baru telah ditebar, maka bibit lele baru akan habis dimakan ikan lele yang siap panen tersebut.
Itulah beberapa tips yang bisa Anda lakukan sebelum memulai dan saat menjalankan bisnis budi daya ikan lele. Dengan melakukan semua tips di atas, bisnis ikan lele Anda akan lebih mudah berkembang dan membuat omzet bisnis Anda meningkat. Selain melakukan tips di atas, Anda juga tidak boleh melupakan untuk mencatat seluruh keuangan bisnis, mulai dari modal, biaya yang dikeluarkan, penjualan, dan sebagainya. Anda dapat mempermudah melakukan semua pencatatan tersebut hingga menjadi laporan keuangan yang akurat melalui Accurate.
Accurate merupakan software akuntansi yang dapat membantu Anda memudahkan untuk mencatat seluruh transaksi bisnis dan membantu Anda dalam membuat pembukuan secara realtime dengan data yang lebih akurat.